Inti dari teori- teori Rogers yaitu individu
memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup,
dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi
yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers
menerima istilah self dari pengalaman- pengalaman realita masing- masing
individu.
Ø Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah
aktualisasi diri.
Manusia yang sadar dan rasional tidak lagi
dikontrol oleh peristiwa kanak- kanak. Rogers lebih memandang pada masa
sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara
bagaimana seseorang memandang masa sekarang dan juga akan mempengaruhi juga
kepribadiannya, namun ia tetap fokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa
yang terjadi pada waktu itu.
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri
(be myself) dan mengembangkan sifat serta potensi- potensi psikologis
individu yang unik. Aktualisasi diri akan terbantu atau terhalang oleh
pengalaman dan belajar khususnya dalam masa kanak- kanak. Aktualisasi diri akan
berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Saat mencapai usia
tertentu (adolensi) individu akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari
fisiologis ke psikologis.
Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin
yang tetap, tentang pengalaman yang berhubungan dengan “aku” dan “aku dari yang
bukan aku”. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri yang
seungguhnya dan konsep diri yang ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep
diri tersebut cocok atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence
dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self
yang dirasakan dalam pengalaman aktual yang disertai dengan pertentangan dan
kekacauan batin, sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman
diri diungkapkan dengan cermat dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral,
dan sejati.
Pokok-pokok
teori kepribadian sehat menurut Rogers :
Konsepsi – konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah
1. Organism , yaitu keseluruhan individu ( the total individual )
(a) . Organisme bereaksi sebagai keseluruhan
terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya .
(b) . Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu :
mengaktualisasikan dan mengembangkan diri .
2. Medan phenomenal
, yaitu keseluruhan pengalaman ( the totality of experience ) , yang
memiliki sifat disadari atau tak disadari
tergantung apakah pengalaman yang mendasari
medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak .
3. Self , yaitu bagian dari medan phenomenal yang
terdiferensiasikan dan terdiri dari pola – pola
Penagamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau
“me” . Self mempunyai macam – macam s
Sifat yaitu :
(a) . Self berkembang dari interaksi organism
dengan lingkungannya .
(b) . Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai
orang lain dan mengamatatinya dalam cara bentuk yang tidak wajar .
(c) . Self mengejar ( menginginkan ) consistency (
keutuhan / kesatuan, keselarasan )
(d) . Organism bertingkah laku dalam cara yang
selaras (consistent) dengan self .
(e) . Pengalaman – pengalaman yang tak selaras
dengan struktur self diamati sebagai
ancaman .
(f) . Self mungkin berubah sebagai hasil dari
pematangan (maturation) dan belajar .
Menurut Rogers “ jalan yang paling baik untuk
memahami tingkah laku ialah dengan melalui internal
frame of reference orangnya sendiri “ . Rogers berpendapat bahwa
self-report tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai kepribadian karena
:
1. Orang mungkin sadar akan kesalahan tingkah laku
akan tetapi tak dapat menyatakannya dalam
kata – kata .
2. Orang mungkin tidak menyadarinya .
3. Orang mungkin menyadari pengalamannya dan dapat
menyatakannya , tetapi dia tidak mau
berbuat demikian . Apabila dipaksakan member jawaban dia mungkin memperdayakan .
A. Perkembangan kepribadian “self”
Dalam masa kecil, anak mulai membedakan, atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain – lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian diri” (self-concept). Dan self concept sangat dipengaruhi oleh peran sang ibu
Dalam masa kecil, anak mulai membedakan, atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain – lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian diri” (self-concept). Dan self concept sangat dipengaruhi oleh peran sang ibu
B. Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu
Cara-cara khusus bagaimana anak itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu berkembang, anak itu juga belajar bagaimana membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif” (positive regard).
Positive regard,suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia; semua anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak semua anak menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Akan puas jika menerima cinta, kasih sayang, dan persetujuan dari orang lain. Apakah anak itu kemudian akan tumbuh menjadi suatu kepribadian yang sehat tergantung pada sejauh manakah kebutuhan akan positive regard ini dipuaskan dengan baik.
C. Ciri-ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
a. Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.
b. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
c. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
d. Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan -paksaan atau rintangan -rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.
e. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri -ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.
Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata -mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.
Sumber :
Schultz, D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.
Suryabrata, S.psikologi kepribadian. Jakarta: kanisius, 1982.
Psikologi kepribadian
Penulis: Agus Sujanto; Penerbit: Bumi Aksara
Schultz, Duane. Psikologi
Pertumbuhan: Model – Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius,
1991.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar